Prestasi yang didapat pebalap Yamaha Racing Indonesia (YRI) pada kelas AP250 ARRC round 4 di sirkuit Mandalika membuat perolehan poinnya melejit dan mendongkrak posisi di klasemen sementara.,
Juara yang didapat M Faerozi pebalap Yamaha Racing Indonesia race 2 dan podium 3 race 1 kelas AP250 ARRC Mandalika (27-28/7) membuat perolehan poin total 95 dan berada di urutan ke 2 sampai ARRC round 4 di sirkuit Mandalika. Sebelumnya M Faerozi berada di urutan ke 5 dengan 54 poin.
Arai Agaska rekan satu tim yang podium 3 race 2 dan posisi 4 race 1 kelas AP250 ARRC Mandalika total 89 poin dikumpulkan dan berada di urutan ke 4 klasemen sementara.
Poin pebalap yang bertambah banyak dan selisih dengan pebalap posisi 6 klaseman sampai seri 4 ARRC Mandalika lebih dari 25 poin, membuat Yamaha Racing Indonesia langsung sat set. Ini sesuai regulasi 2.4.46. Rider Equaliser di ARRC.
Dimana pada regulasi equalizer pertama disampaikan setelah keunggulan 25 poin diperoleh oleh pembalap yang berada di posisi 5 teratas (peringkat) dibandingkan kompetitor lain (peringkat ke-6 dan lebih rendah) akan dikenakan pengurangan 200 RPM pada putaran atau seri Kejuaraan selanjutnya.
Strategi hadapi regulasi pembatasan RPM pada YZF-R3 tungggangan sang pebalap sesuai aturan telah disiapkan Yamaha Racing Indonesia.
“Ada kemungkinan kita dapat equalizer rpm dari dari 12.500 rpm turun ke 12.300 rpm. Kita punya strateginya bagaimana motor nanti punya peak power yang sama dengan pembatasan rpm ini,” kata Wahyu Rusmayadi Manager Motorsport PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) .
Lebih lanjut disampaikan. “Sebenarnya banyak aspek, kita perlu cek terlebih dulu seberapa besar pengaruhnya dengan penurunan 200 rpm ini. Nanti kita akan simulasi. Tapi ide kita bisa pangkas mulai perubahan tentunya mapping, barangkali adjustmen dari exhaust yang memang kita bisa customizing. Tapi kita belum bisa pastikan sebelum kita melakukan tes. Makanya kita akan tes dulu dengan simulai 12,300 rpm kalau memang nanti mendapatkan equalizer rpm dan kita pastikan di Sepang nanti equalizernya nanti bisa kita atasi dan step by step bisa di depan lagi,” ucap Wahyu Rusmayadi.
Equalizer rpm ini menurut Wahyu Rusmayadi membuat balap makin menarik dan challenge untuk semua tim. “Sudah menjadi bagian dari Championship. Tak bisa terlepaskan. Ini challenge buat semua tim. Siapa yang ada di depan regulasinya demikian. Itulah yang menjadi menarik di kelas ini sehingga populasinya dan kesempatan untuk rider terbuka. Bukan hanya 1 atau 2 dan 3 pebalap maupun 1 atau 2 merek, tapi semuanya mendapat kesempatan di depan,” ucap Wahyu Rusmayadi.